Monday, May 11, 2015

“5p” The Counselors of Success

Ahmad Jalaluddin Rabbany     6:56 PM    

Bimbingan merupakana suatu hal yang tidak mungkin bisa dihindarkan dikala kita ingin menginjak kehidupan baru yangmana pijakan kita sama sekali belum pernah merasakannya. Begitu juga dengan kesuksesan yang tidak mungkin diraih tanpa adanya pembimbing yang berpengalaman. “5p” the counselors of success(preparation, praying, patient, positive thinking, and persistence) merupakan poin penting yang dapat dijadikan sebagai pembimbing kehidupan di dunia maupun diakhirat bagi calon-calon orang sukses.“Success is when preparation meets the opportunity” Muhammad Assad. Kata di atas merupakan penafsirn dari kata bijak Abi (sebutan ayah dalam bahasa arab) ketika saya meneleponnya meminta izin sebelum mendaftar beasiswa untuk studi undergraduate di Malaysia, karena ridho bidadari pertama (“orangtua” sebutan dalam buku 7 keajaiban rezeki) adalah pendobrak pintu rezeki dan pendorong kesuksesan buah hatinya. “Kesuksesan akan ada ketika persiapan bertemu dengan kesempatan” Persiapan disini dapat diartikan sebagai usaha dan doa “ikhtiar”, kenapa? Karena usaha tanpa doa adalah sombong dan doa tanpa usaha adalah omong kosong. Keduannya sudah merupakan satu paket yang tidak akan pernah bisa untuk dipisahkan. Tapi yang anehnya, kenapa harus bertemu dengan kesempatan? Yes, that right… karena kesempatan tidak akan terulang kedua kalinya. Coba bayangkan kalau kesempatan ke-1000nya Thomas Alfa Edison tidak ia temui, dalam artian ia menyerah dalam kesempatan ke-999, pasti malam hari kita hanya ditemani bintang kecil di langit yang hitam. Pasti bukan biru kan?. Ingat! Perlu digaris bawahi, di bold, plus cetak miring. Kata-katanya tidak boleh ditukar dan dibolak-balik menjadi “success is when opportunity meets the preparation”, itu kan salah besar, masa kesempatan dulu baru persiapan, jangan-jangan kalau seperti itu, semua orang hanya memakai aji mumpung (“lucky”: keberuntungan), kaya judi saja. Kesuksesan bukan permainan yang bisa dipermainkan tapi masa depan yang harus selalu dikedepankan. Hmm mantapnyo…! Hehehe. Kenapa tidak boleh ditukar dan dibolak-balik ya? Karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Eh maaf salah, tapi tidak apa-apa tidak usah dihapus, karena ada unsur kesengajaan juga. Ok, kita lanjutkan. Itu semua dikarenakan adanya ketidaksesuaian dengan perkataan orang bijak yang terdapat dalam kitab mahfudzat (kumpulan kata mutiara dalam Bahasa Arab) serta sudah tidak asing lagi di telinga kita “ الأجر بقدر التعب ” balasan tergantung dengan usahanya. Semua orang sukses yang ada di sekitar kita pun pasti sudah merasakan jatuh bangun dari kegagalan, bahkan kegagalan yang susah untuk dibangunkan. Mereka bisa mengatasinya dengan mencurahkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan kesuksesan tersebut karena mereka yakin bahwa kegagalan merupakan awal dari keberhasilan. gimana ingin sukses kalau rasa capekpun belum pernah dirasakan?. Kesuksesan tidak semudah mengedipkan mata bahkan membalikkan telapak tangan. Tetapi, walaupun begitu tenang saja, jangan sedih dulu, karena kesuksesan diperuntukan bagi seluruh makhluk hidup, baik itu tumbuhan, hewan maupun kita. Tumbuhan bisa sukses memunculkan buah lebat nan nikmat, binatang bisa sukses melahirkan keturunan yang hebat nan cekat, dan kita bisa meraih sukses di dunia maupun akhirat. Tidak hanya itu sahabat, tapi karena Allah pun selalu bersama kita “ لا تحزن إن الله معنا ” (Q.S. Al Taubah [9]: 40) Setelah bidadari pertama mengizinkan, saya langsung action menyiapkan seluruh berkas yang diminta. Mulai dari mengisi formulir, data-data orangtua, sampai pasfoto berlatarbelakang biru bak calon TKI, semuannya harus diisi dengan format e-mail dan dikirimkan ke panitia sebelum deadline, pokonya semuanya beres. Tombol enter sudah siap untuk diperintah, bibir, lisan dan hati mulai komat-kamit mengirimkan alfatihah untuk guru-guru dan tidak tertinggal the first angels of mine. Lalu dengan iringan basmalah si tombol enter mulai ditekan. Satu, dua, tiga, bismillahirohmanirrohim, cet! Alhamdulillah. Yeah all is clear. Nah ini yang namanya preparation, effort plus praying (ikhtiar) bertemu dengan opportunity. “Abduh, kamu sudah baca pengumumannya? ” pertanyaan other scholarship hunter. Langsung say abaca email balasan panitia, tek, tek, tek (suara keyboard) dibaca perlahan, dibaca sekali kurang puas akhirnya saya baca dua kali, tetapi tetap jawabnnya gitu-gitu saja tidak berubah. Ternyata Allah belum mengizinkan saya untuk menerima beasiswa itu. Akhirnya saya hanya bisa bersabar karena “patient is key of kindness and happiness” kesabaran adalah kunci untuk meraih segala kebaikan dan kebahagiaan. Sahabat umar bin khatab RA pun pernah berkata, “saya manjumpai kabaikan hidup ada bersama kesabaran”. Pokoknya aku yakin dengan kesabaran pasti kebaikan dan kebahagiaan bahkan kesuksesan akan mengikuti kita. Awas, tidak boleh lansung percaya dan tidak boleh tidak percaya semua perkataan saya sebelum mempraktikannya. Setuju? Semuanya harus setuju tidak boleh tidak. Setelah kejadian ini saya lansung teringat, bahwa seorang muslim baik kecil maupun besar yang ingin diakui kemuslimannya harus positive thinking (huznudzon) dalam segala hal, terutama kepada sang pemberi segalanya, baik ketika ada keinginan yang tidak terkabul maupun ada cobaan yang menimpanya. Intinya, jangan dulu berpikiran buruk sama Allah seperti saat saya ditolak panitia beasiswa dalam artian tidak mendapatkan beasiswa. Saya ga boleh berfikiran buruk dulu karena Allah maha mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-hambanya, sedangkan kita tidak.“boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal Ia amat baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah [2]: 216) Setelah kajadian itupun saya masih harus mengikuti tuntunan other counselor, who is he? That’s right “persistence” ya bahasa pesantrennya istiqomahlah. Maksudnya istiqomah adalah terus menerus berusaha dan pantang menyerah sampai cita-cita yang kita inginkan mengucapkan salam “assalamualaikum”, dan mempersilahkan masuk kepada kita “welcome”. Cita-cita jarak pendek saya sebelum diterima di universitas yang pasti menurut Allah yang terbaik bagi saya adalah mendapatkan beasiswa melanjutkan undergraduate (baca: S1) di Malaysia. Oleh karena itu saya harus berusaha lagi tanpa pantang menyerah sampai perdana menteri dan rektor university of Malaysia berkata “welcome“ and “congratulation” menyambut kedatanganku. Kalau gagal, coba lagi, gagal, coba lagi dan coba lagi! Because “there is no growth in comfort zone and there is no comfort in growth zone. I must leave my comfort zone to grow” Muhammad assad. Tapi akhirnya walau saya terus berusaha disertakan doa-doa yang saya panjatkan kepada sang pemberi segalanya, tetap saja Allah masih dalam pendiriannya untuk tidak mengizinkan saya melanjutkan disana, hanya Allah yang tahu rahasia dibalik semuannya “ والله يعلم وأنتم لا تعلمون ” (Q.S. Al Baqarah [2]: 216). dan pasti keputusan akhir ini merupakan keputusan yang paling tepat dan dapat membawa kepada kesuksesan-kesuksesan dan keberkahan tersendiri yang tidak akan, sekali lagi tidak akan pernah didapatkan jikalau mendapatkan beasiswa di Malaysia. biarlah pengalaman yang sangat berharga ini saya jadikan sebagai guru karena “experience is best teacher”. Kata terakhir yang bisa dijadikan sebagai intisari dari tulisan ini adalah “ Seyogyanya kita harus terus berusaha untuk mengikuti bimbingan sang ”5P“ the counselors of success (preparation, praying, patient, positive thinking, and persistence) agar hidup kita berkah dan selalu dalam naungan serta keteduhan keridhoan Allah SWT ”. Aamiin ya robbal a’lamin.

0 komentar :

Translate

Instagram

Instagram
© 2011-2014 AJR. Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.