Wednesday, May 27, 2015

Tugas Kimia (Koloid) Pembuatan Sambel

Ahmad Jalaluddin Rabbany     5:47 PM    

Tugas Kimia
(Koloid)
Pembuatan Sambel

Tim Penyusun :
Aina Rosliana
Ina Ekawati
Larasati Widiningsih
Nadya Ayu Nurani
Syaedana Fisa
Yoesvita Runi Aprilia
Kelas : XI IPA 2



KEMENTRIAN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 CIREBON
Kota Cirebon
Jl. Pelandakan No. 1 Cirebon Telp. (0231) 484510

Pembuatan Sambel

1) Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem koloid?
2. Apa sajakah jenis-jenis sistem koloid?
3. Bagaimana penerapan konsep sistem koloid dalam dunia industri?
4. Apakah Manfaat koloid dalam industri?

2) Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem koloid beserta sifat-sifatnya sehingga dapat diterapkan dalam dunia industri.
Untuk mengidentifikasi jenis-jenis sistem koloid sehingga mampu menerapkan masing-masing jenis sistem koloid tersebut dengan tepat

3) Landasan Teori
a) Teori Singkat
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana ukuran partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain. Ukuran koloid berkisar antara 1 – 100 nm ( 10-7  -  10-5 cm). Contoh : mayones dan cat, mayanes adalah campuran homogen di air dan minyak dan cat adalah campuran homogen zat padat dab zat cair.
  Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Keadaan koloid bukan ciri dari zat tertentu, karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Sistem koloid sangat berkaitan erat dengan hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Koloid adalah sistem campuran “metastabil” (seolah-olah stabil, tapi akan memisah setelah waktu tertentu). Koloid berbeda dengan larutan, karena larutan bersifat stabil.
Di dalam larutan koloid secara umum ada 2 zat sebagai berikut :
Zat Terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid
Zat Pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan  koloid
Berdasarkan fase terdispersi maupun fase pendispersi suatu koloid dibagi sebagai berikut :
Fase Terdispersi Fase Pendispersi Nama Koloid Contoh
Gas Gas Bukan Koloid, Karena Gas Bercampur Secara    Homogen
Gas Cair Busa Buih, Sabun, Ombak, Krim Kocok
Gas Padat Busa Padat Batu Apung, Kasur Busa
Cair Gas Aerosol Cair Obat Semprot Kabut, Hair Spray di Udara
Cair Cair Emulsi Air Santan, Air Susu, Mayones
Cair Padat Gel Mentega, Agar-Agar
Padat Gas Aerosol Padat Debu, Gas Knalpot, Asap
Padat Cair Sol Cat, Tinta
Padat Padat Sol Padat Tanah, Kaca, Lumpur






Macam-macam koloid
Aerosol
Aerosol yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair, sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat.
Sol
Sol  sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi  dalam zat cair.
Emulsi
Emulsi sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan.
Buih
Buih sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Ada pula buih padat yang terdispersi dalam padat.
Gel
Gel sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair.

Sifat koloid
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa dimana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala arah.
b. Gerak bown
Gerak bown adalah gerak partikel koloid dalam medium pendispersi secara terus menerus, karena adanya tumbukan antara partikel zat terdispersi dan zat pendispersi. Karena gerak aktif yang terus menerus ini partikel koloid tidak memisah jika didiamkan.
c. Adsorbsi koloid
Adsorbsi koloid adalah penyerapan zat atau ion pada permukaan koloid
d. Muatan koloid dan elektroforesis
Muatan koloid ditentukan oleh muatan ion yang terserap permukaan koloid. Elektroforesis adalah gerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
e. Koagulasi koloid
Koagulasi koloid adalah pengumpulan koloid karena elektrolit yang muatannya berlawanan.
f. Kolid liofil dan koloid liofob
Kolid liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.
koloid liofob adalah koloid yang tidak mengadsorbsi cairan
g. Dialisis
Dialisi adalah pemihsahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring.


CARA PEMBUATAN KOLOID
Cara Kondensas
Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Contoh : pembuatan sol belerang dari reaksi kimia antara hidrogen sulfida (H2S) dengan belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S kedalam larutan SO2. 2H2S + SO2 2H2O + 3S (koloid) Misalnya: - Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organik formaldehida HCOH; 2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) - Sol belerang dapat dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirnya gas H2S: 2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)

Hidrolisi
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh : pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3. FeCl3 + 3H2O Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Misalnya: - Sol Fe(OH3) dapat dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3 atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih; FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq) (Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+)
Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih; AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)


Dekomposisi Rangkap
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S 2H3AsO3 + 3H2S As2S3 (koloid) + 6H2O Misalnya: - Sol As2S3 dibuat dengan gaya mengalirkan H2S dengan perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang; As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2O3 (koloid) + 3H2O(l) (Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-) - Sol AgCl dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer; AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)

Penambahan (percikan) pelarut yang sukar larut
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk suatu koloid berupa gel.

Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semulal arut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya; untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
Sebaliknya, kalsium asetat yang sukar larut dalam etanol, mula-mula dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudianbaru dalam larutan tersebut ditambahkan etanol maka terjadi kondensasi dan terbentuklah koloid kalsium asetat.
Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig). Cara Dispersi Prinsip : Partikel Besar
-> Partikel Koloid Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
Cara Mekanik
Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh : sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
Cara mekanik adalah penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan proses penggilingan untuk dapat membentuk partikel-partikel berukuran koloid. Alat yang digunakan untuk cara ini biasa disebut  penggilingan koloid, yang biasa digunakan dalam: - industri makanan untuk membuat jus buah, selai, krim, es krim,dsb. - Industri kimia rumah tangga untuk membuat pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb. - Industri kimia untuk membuat pelumas padat, cat dan zat pewarna. - Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas. Alat penggilingan koloid terdiri dari 2 pelat baja dengan arah rotasi berlawanan. Partikel kasar akan dimasukkan ke ruang antara kedua pelat tersebut dan selanjutnya digiling. Partikel berukuran koloid yang terbuntuk kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya untuk membuat system koloid. Contoh koloid yang dibuat dalam proses ini ialah koloid grafit untuk pelumas, tinta cetak, cat, dan sol  belerang.

Cara Busur Bredik
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi. Cara busur Bredig ini biasanya digunakan untuk membuat sol-sol logam, sperti Ag, Au, dan Pt. Dalam cara ini, logam yang akan diubah menjadi partikel-partikel kolid akan digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan. Kemudian, kedua elektrode akan diberi loncatan listrik. Panas yang timbul akan menyebabkan logam menguap, uapnya kemudian akan terkondensasi dalam medium pendispersi dingin, sehingga hasil kondensasi tersebut berupa pertikel-pertikel kolid. Karena logam diubah jadi partikel kolid dengan proses uap logam, maka metode ini dikategorikan sebagai metode dispersi.
Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan  bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi  butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim peptin. Contoh : agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3. Cara peptisasi adalah pembuatan koloid / sistem koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan /  proses pendispersi endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemecah tersebut dapat berupa elektrolit khususnya yang mengandung ion sejenis ataupun pelarut tertentu. Contoh:
 
- Agar-agar dipeptisasi oleh air; karet oleh bensin. - Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3. - Sol Fe(OH) 3 diperoleh dengan mengaduk endapan Fe(OH) 33 yang baru terbentuk dengan sedikit FeCl3. Sol Fe(OH) 3 kemudian dikelilingi Fe+3 sehingga bermuatan positif - Beberapa zat mudah terdispersi dalam pelarut tertentu dan membnetuk sistem kolid. Contohnya; gelatin dalam air. Cara peptisasi adalah proses dispersinya endapan menjadi system koloid dengan penambahan zat  pemecah. Zat pemecah yang dimaksud adalah elektrolit, terutama yang mengandung ion sejenis, atau  pelarut tertentu. Sebagai contoh: Jika pada endapan Fe(OH)3 ditambahkan elektrolit FeCl3 (mempunyai ion Fe3+ yang sejenis) maka Fe(OH)3 maka Fe(OH)3 akan mengadsorpsi ion-ion Fe3+ tersebut. Sehingga, endapan menjadi bermuatan positif dan memisahkan diri untuk membentuk  partikel-partikel koloid. Beberapa contoh lain : - Sol NiS dibuat dengan penambahan H2S kedalam endapan NiS - Sol AgCl dibuat dengan penambahan HCl ke dalam endapan AgCl - Sol Al(OH)3 dibuat dengan penambahan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3

b) Hipotesis
Dengan dibuat sambal ini diharapkan agar kedepan walaupun makan hanya dengan sambal tapi bisa sehat,karena sambal yang kami buat itu bervitamin

4) Alat Dan Bahan
Alat :

Blender
Sendok
Pisau
Piring
Kodek kosi
Kompor
Wajan



Bahan :

Minyak goreng
Tomat
Cabai merah
Cabai hijau
Garam halus
Gula merah
Terasi
Bawang merah
Bawang putih



5) Penggunaan Alat Dan Bahan
a) Merancang Alat
1. Siapkan kompor dan simpan wajan diatas kompor, masukan sedikit minyak dan panaskan.
2. Siapkan blender yang sudah dibersihkan
3. Pasangkan kabel blender kepada stop kontak listrik
b) Menyiapkan Bahan
1. Bahan-bahan utama seperti tomat, cabai merah, cabai hijau, dan bawang putih, bawang merah, dikupas dan dibersihkan.
2. Siapkan bahan tambahan seperti bumbu-bumbunya (penyedap makanan, gula)
c) Langkah Kerja
1. Siapkan bahan seperti cabai merah, cabai hijau, tomat, terasi, gula merah, bawang merah, bawang putih.
2. Goreng tomat dan bawang, minyaknya jangan terlalu banyak.
3. Minyak sisa penggorengan dari menggoreng tomat dan bawang tadi dimasukan ke blender.
4. Terasinya dibakar.
5. Kemudian bahan-bahan yang sudah disiapkan diulek kemudian ditambahkan gula merah.
6. Setelah diulek, lalu diblender. Siap hidangkan.
d) Kreatifitas
Kami memcicipi sambal itu dan rasanya sangat enak.

6) Hasil Pengamatan
Jenis Koloid
Jenis koloidnya (makanan ) padat – padat = sol padat
Sistem Koloid
Sistem koloidnya asam
Sifat Koloid
Sifat koloidnya koloid liofil

7) Kesimpulan
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen antara dua zat atau lebih dimana ukuran partikel-partikel zat yang berukuran koloid tersebar merata dalam zat lain.
Sistem koloid adalah suatu campuran yang keadaannya terletak antara campuran homogen (larutan) dan heterogen (suspensi)
Koloid yang kami buat adalah koloid yang bersifat liofil. Kolid liofil adalah koloid yang mengadsorbsi cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling koloid.

Peranannya dalam kehidupan itu berperan sebagai penambahan nafsu makan, karena orang akan lahap makan dengan nikmat jika ditambah sambal, apalagi sambal yang dibuat adalah sambal yang sehat dan mengandung banyak vitamin.


0 komentar :

Translate

Instagram

Instagram
© 2011-2014 AJR. Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.